Assalamu’alaikum…
WOOAHHH! *nguap
Akhirnya bisa bangun dari tidur panjang dunia pe-ngPost-an. Saya tergugah untuk ngePost karena ada yang komen di post saya sebelumnya, kalo dia nunggu postingan saya berikutnya.. saya jadi terpacu buat nulis lagi… hahaha, makasih ya…
Kali ini saya akan menyelesaikan serangkaian Post seri bersambung tentang liburan di kampung halaman. Tapi kalo nanti ada cerita lagi dari kampung halaman, akan saya sambung lagi post-nya, hahaha… BeTeWe, udah baca belum tulisan sebelumnya??? Kalo belum, nih tak kasih #Part1 dan #Part2
Dan, apa poin ke-3 yang akan saya lakukan kalau lagi pulang kampung? Ini dia…
JRENG JRENG JRENG
Jalan-jalan pagi dan main ke tempat Kakek
Kayaknya anak eSDe banget ya?
Ibu Guru : Ke mana liburan kalian anak2?????
Murid –murid : Main ke tempat Kakek!!!!!
Tapi memang begitulah adanya. Kenapa saya mengunjungi kakek? Salah satu alasannya ada dalam salah satu post saya, klik disini.
Setiap saya pulang ke rumah, kegiatan yang rutin dilakukan adalah main ke tempat kakek. Kakek saya hidup sendirian sekang, karena belahan hatinya telah terlebih dahulu menghadap Ilahi bertahun-tahun silam… Beliau tinggal tak jauh dari rumah saya, hanya berbeda komplek. Jadi biasanya saya dan kakak saya mengunjungi kakek waktu jalan-jalan pagi, biar sekalian olahraga… J
Nah, cerita kali ini akan saya ambil dari salah satu hari di mana saya main ke tempat kakek pada minggu pagi beberapa bulan yang lalu.
Pada minggu pagi buta…. seorang anggun nan cantik bangun dari tidurnya. Setelah membersihkan iler dan upilnya, dia bergegas untuk segera bangun. Tak lupa sholat subuh.. setelah itu, dia bersama ibu dan kakaknya akan berangkat melakukan petualangan yang seru…
Gak enak di baca ya? Oke, ganti sudut pandang:
Jadi setiap hari minggu para ibu2 dan bapak2 di kampung saya mengadakan senam bareng di terminal. WHAT? Di Terminal???
Ya, bener… di terminal. Tapi jangan bayangin terminal ini kayak terminal di kota2. Terminal di desa kami lumayan longgar, jadi bisa buat senam bareng hampir satu kampung. Setelah melalui beberapa pertimbangan yang pelik, saya dan kakak saya akhirnya ikut ibu senam di terminal. Tak usah ditanya lagi.. di sana kami paling imut sendiri karena hampir semuanya adalah bapak2 dan ibu2. Walau ada yang bawa anak2 mereka, tapi kebanyakan masih terlalu kecil. Jadi mereka tidak masuk hitungan. Tetap saya dan kakak saya yang paling unyu #Maksa
Senam pagi...
Karena darah muda yang masih menggeliat, saya dan kakak saya hanya ikut seperempat bagian dari senam. Kami ingin mencari petualangan baru (padahal males, hehe). Kemudian kami mencari petualangan baru, yaitu : beli serabi, hahaha. Ya, kami beli serabi sambil nge-teh sembari melihat ibu2 dan bapak2 melakukan gerakan-gerakan senam. Tak lupa kenarsisan kami mulai menggeliat, dan akhirnya petualangan baru selanjutnya adalah foto2 ria. Benar-benar anak yang tidak bisa diandalkan. Ckckck
Terminal
Setelah bosan, dan senam belum selesai2 juga, akhirnya kami memutuskan untuk balik duluan (benar-benar anak tak tahu malu, hehe). Ibu juga kagak masalah, karena setelah ini beliau masih ada acara crucial ibu-ibu : mengobrol dan menggosip. Akhirnya kami-pun berjalan pulang.
Kami gak langsung pulang, tapi mampir ke tempat kakek sambil bawain sarapan buat beliau yang sebelumnya kami beli di terminal tadi.
Belakang Rumah Kakek
Nyampe di rumah kakek, kami langsung membuka sarapan kami trus makan bareng kakek deh. Setelah selesai makan, kami biasanya mengobrol ngalor-ngidul. Dan sering juga kakek bercerita pada zaman ia muda dulu. Saat masih zaman penjajahan. Kami menyimak dengan seksama. Sering kali kami juga tersentuh dan kagum dengan perjuangan orang-orang zaman dulu yang bisa survive dalam keadaan apapun. Kapan-kapan saya certain cerita2 kakek ya…
Mendengarkan cerita kakek bagai masuk ke dalam mesin waktu. Kami diajak menjelajah pada masa penjajahan dulu. Bagaimana kakek menggambarkan desa kami dulu saat masih zaman colonial, kami seakan2 bisa benar2 berada di situ.
Yang membedakan orang dulu dan sekarang adalah perjuangan. Orang dulu lebih bekerja keras dan lebih memaknai hidup, karena hidup mereka penuh perjuangan. Sedangkan kita yang kini dimanjakan dengan berbagai fasilitas modern sering kali lalai dan terbuai dengan berbagai fasilitas itu. Sehingga kita sering lupa memaknai hidup dan sangat jarang melakukan introspeksi.
Berkunjung ke tempat orang-orang yang sudah merasakan asam garam kehidupan terkadang perlu untuk dijadikan sarana introspeksi diri..
Kami juga sempet panen kecil2an. Kebetulan ada satu pohon cabe di belakang rumah kakek yang lagi berbuah. Dan cabenya berwarna ungu! Unyu bukan? Berikut jepretannya. Masih pake kamera HP 1.3mpx saya…. Cekidot !!!
Cabe2 Unyu