image source : http://strategi-militer.blogspot.com/2012/11/ri-harus-meningkatkan-kekuatan-maritim.html
Menilik Sejenak Sejarah Ketangguhan
Kelautan Indonesia
Indonesia adalah
Negara Kepulauan. Dalam buku paket Sekolah Dasar-pun, kita sudah tahu betapa
banyaknya pulau di Indonesia, dengan tempat-tempat yang indah dan kebudayaan
yang beragam. Bahkan ada yang bilang bahwa nenek moyang kita itu pelaut...
Kita flashback sejenak
pada zaman Sriwijaya, Majapahit sampai Demak. Ketika Kemaritiman Nusantara
sangatlah kuat. Ketika Kemaritiman Nusantara disegani di kawasan Asia maupun
seluruh Dunia. Dengan pelaut-pelaut anak bangsa yang gagah, yang berhasil
menaklukkan ganasnya ombak hanya dengan perahu seadanya, sampai ke ujung dunia
(Madagaskar).
Kemaritiman pada
saat itu mampu mempersatukan nusantara dan memberikan pengaruh di Negara
sekitarnya. Pada saat itu laut merupakan urat nadi perekonomian, bahkan
Indonesia pernah menjadi lalu lintas perdagangan dunia. Keren ya...
Kemaritiman saat ini
Pernahkah
mendengar akhir-akhir ini tentang kemaritiman di Indonesia? Hal terakhir yang
saya dengar tentang kelautan Indonesia adalah kedatangan Hyun Bin (Aktor asal
Korea) ke Indonesia sebagai Duta Industri Pertahanan (entah ini nyambung atau
tidak :)). Hal
lain yang paling saya ingat adalah beberapa peristiwa tentang pelanggaran
perbatasan perairan oleh negara tetangga kita. Berita ini sempat bikin emosi orang Indonesia. Tapi kita tidak bisa mengelak kalau Kemaritiman Indonesia terutama di bidang pertahanan masih lemah.
Saya pribadi jarang
sekali melihat berita tentang Kemaritiman Indonesia. Entah saya yang kurang
update atau memang tidak ada Inovasi atau kemajuan di bidang kemaritiman
Indonesia?
Setelah browsing
beberapa lama, ternyata anggapan saya tidak terlalu meleset. Diambil dari situs
berita online antaranews.com, "Ketertinggalan
Indonesia selama ini dalam bidang maritim karena lemahnya inovasi iptek dan
pengembangan sumberdaya manusia (SDM) di bidang maritim, "kata Direktur
Eksekutif Indonesia Maritim Institute (IMI), Y Paonganan, di Jakarta. (29
Oktober 2012)
Miris rasanya,
dengan sumber daya alam sempurna terpampang di depan mata, Indonesia tidak bisa
memanfaatkannya dengan baik. Bahkan penelitian illegal kapal asing banyak
bertebaran di laut Indonesia dan mencari celah untuk mendapatkan keuntungan
darinya. Kita yang punya malah hanya diam di tempat #sigh.
Kok Bisa Begitu ?
Masalah klasik kita orang Indonesia, di banyak penelitian
baik dalam bidang sains, kependidikan, dan juga kemaritiman, yaitu masalah pendanaan. Uang.
Penelitian yang dilakukan oleh orang Indonesia
cuma penelitian-penelitian kecil dengan dana yang bisa terjangkau oleh peneliti.
Bukan hanya masalah pendanaan yang menjadi satu-satunya faktor pembuat ‘mandeg’
perkembangan kemaritiman Indonesia. Banyak faktor-faktor lain yang bisa menjadi
penyebabnya. Seperti sumber daya manusia, kesadaran masyarakat dan masih banyak
lagi.
Apa bedanya
dengan jaman kejayaan kemaritiman dulu? Padahal pada zaman dulu, kapal yang
digunakanpun sangat sederhana, sumber daya manusia-nya pun tidak lebih pintar
dari anak-anak bangsa sekarang. Kenapa kemaritiman dulu sangat kuat?
Mereka sangat
kuat karena paradigma masyarakat pada zaman itu yang menempatkan maritim sebagai bagian utama dari kemajuan budaya, ekonomi, politik, dan sosial.
Nah, kalau sekarang? Contohnya, saya saja kurang memperhatikan kemaritiman Indonesia. Malah kadang lupa, kita ini negara kemaritiman bukan ya? #eh #maaf :)
image source : http://pii.or.id/i/kin-dan-ceips-pii-perlunya-penguatan-partnership
Bagaimana Solusinya?
Solusi ada karena ada masalahnya. Apa saja sih masalah yang jadi penyebab tidak berkembangnya Kemaritiman Indonesia?
Pengembangan
sumber daya manusia masih lemah? Apakah benar kita kekurangan sumber daya manusia? Sebut
saja Akademi Maritim Indonesia, Institut-institut teknik di Indonesia dan masih
banyak lagi lembaga pengembangan sumber daya manusia yang mempelajari tentang
kemaritiman. Lembaga-lembaga di atas merupakan lembaga yang cukup mumpuni untuk
mencetak orang-orang cemerlang dalam bidang kemaritiman.
Bahkan dalam pidato Dies Natalis ITS ke-52 pada 10 November 2012,
BJ Habibie mengungkapkan harapannya pada salah satu Insitut di Indonesia yaitu ITS (Diambil dari republika.co.id), "ITS harus terus
mengembangkan kemampuan teknologi kemaritiman agar menjadi ujung tombak bagi
kemaritiman tanah air," ungkapnya. "ITS sudah banyak mencetak sarjana
dan ilmuwan-ilmuwan kelautan hingga teknologi perkapalan. Budaya ini harus
terus ditingkatkan kualitas dan kuantitasnya," lanjutnya.
Jadi sumber daya manusia seharusnya bukan suatu masalah lagi untuk
memajukan maritim Nusantara, karena Indonesia sudah mencetak ribuan sarjana dan
ilmuwan-ilmuwan kelautan yang mumpuni.
Inovasi kemaritiman lemah? Tidak juga, karena seiring dengan
munculnya sarjana dan ilmuwan di bidang maritim, maka kemunculan inovasi iptek juga
bukan hal yang sulit.
Jadi mengapa belum juga?
Bukan berarti dengan sumber daya manusia yang cukup dan inovasi
yang terus berdatangan, kemaritiman Indonesia langsung berkembang melesat. Bukan
hanya sekedar karya inovasi dan sarjana cemerlang yang dibutuhkan. Kita butuh
MAHAKARYA.
MAHAKARYA, bukan sekedar karya, tetapi sebuah karya yang maha,
yang besar dan menjadi ledakan bangkitnya kemaritiman Indonesia.
Sebuah mahakarya harus mencangkup semua aspek yang dibutuhkan agar
menjadi mahakarya sebenarnya. Sebuah mahakarya membutuhkan sebuah karya nyata,
dengan masyarakat yang mendukung, SDM yang cukup untuk mengembangkan, peralatan
yang memadahi, dana yang cukup dan aspek-aspek lain sehingga menghasilkan
sinergi dan menjadikan mahakarya ini menjadi kebanggaan Indonesia dan terus
berkembang, tidak ‘mandeg’.
Karya apa yang perlu diciptakan?
Sebuah Teknologi, sebuah inovasi
dari para anak bangsa itu. Sebuah inovasi berupa teknologi kemartiman yang
hebat menjadi objek utama dalam mahakarya ini. Teknologi dalam bidang pertahanan, perikanan, transportasi dan bidang yang lainnya.
Dengan mengerahkan tim dengan SDM yang luar biasa, bukan tidak mungkin kita akan menciptakan Teknologi yang hebat.
Lalu apa hubungannya dengan seni?
Sebuah karya tidak bisa menjadi sebuah mahakarya hanya dengan
karya itu sendiri. Tetapi juga harus dengan faktor-faktor penunjang, seperti
dukungan masyarakat, pemerintah, dan aspek-aspek pendukung yang lain. Di
sinilah seni bermain. Baik dari seni dalam bersosialisasi, seni dalam manajemen
pendanaan, bahkan seni dalam arti eksplisit, yaitu sentuhan seni dari karya
teknologi itu sendiri.
Sebuah karya teknologi yang tidak ada seni di dalamnya
bagai melihat sebuah mobil tanpa body-nya. Sebuah teknologi tanpa seni tadi, ia
tidak bisa menampakkan ke-Mahakarya-annya.
Sebut saja saya mengandaikan suatu proyek besar dalam pembuatan
suatu Mahakarya. Maka yang dibutuhkan pertama kali adalah sebuah tim yang
terdiri dari orang-orang pilihan. Bukan hanya dari sector teknologi kemaritiman,
tetapi juga orang pilihan yang melakukan ‘SENI’ dalam pembuatan mahakarya.
Orang tersebut misal saja seseorang yang ahli di bidang komunikasi. Ia
menahkodai pencitraan dan membuat masyarakat maupun pemerintah ‘menolehkan’
kepala mereka hingga mendapatkan perhatian mereka secara penuh kepada
kemaritiman. Seni bermain di sini, seni dalam manajemen pasar, seni dalan
bersosialisasi bahkan seni dalam arti sebenarnya, yaitu seni yang dituangkan dalam media
tentang kemaritiman. Teknologi sosial media juga andil dalam proses ini.
Pendidikan untuk semangat kemaritiman.
Untuk mendapatkan kembali perhatian seluruh aspek masyarakat akan kemaritiman, perlu digalakkan kembali pentingnya kemaritiman di Indonesia pada sektor pendidikan. Proses ini memang memakan waktu yang cukup panjang untuk menanamkan kembali paradigma kepada peserta didik akan kemartitiman yang sudah lama terlupakan. Tetapi apabila langkah ini berhasil, dampaknya akan sangat besar. Akan muncul generasi-generasi baru yang peduli terhadap Kemaritiman Indonesia.
Setelah mendapatkan perhatian, kini saatnya masalah
pendanaan. Apabila seni dalam bersosialisasi berhasil, tidak akan sulit
mendapatkan dana. Apalagi ketika media sudah berbicara, maka pemerintah ataupun
pihak manapun akan sangat mempertimbangkan Mahakarya kita.
Semuanya siap dan Inovasi Teknologi Kemaritiman
sudah berjalan, yang diperlukan adalah pengembangan dan perawatan, baik
teknologi itu sendiri maupun sistem di dalamnya. Percuma apabila Mahakarya itu
hanya terhenti begitu saja. Perlu adanya sistem yang kontinyu.
Sebuah Harapan
Pada realita-nya, memang tidak akan semudah seperti yang saya andaikan di
atas. Saya hanya seorang masyarakat biasa yang mempunyai mimpi akan sebuah Mahakarya untuk Maritim Indonesia. Apabila saya diberi kesempatan untuk turut andil, itu merupakan kehormatan bagi saya untuk berbuat sesuatu bagi bangsa ini. Semoga suatu saat Mahakarya ini benar-benar ada.
Indonesia perlu menciptakan MAHAKARYA.
--0--
Artikel ini diikutkan dalam IT Contest ITS Expo kategori Blog Competiton. Dengan tema “Mahakarya Teknologi Bangsa Demi Kemajuan Masa Depan Indonesia” dengan mengarah ke tema ITS Expo, yaitu “Harmonisasi Seni dan Teknologi dalam Membangun Kemaritiman Dasar”
Sumber :
http://blogzulkiflirahman.blogspot.com/2012/09/makalah-wsbm.html
http://www.republika.co.id/berita/nasional/daerah/12/11/10/md9w2v-habibie-its-ujung-tombak-teknologi-kemaritiman-indonesia
http://www.antaranews.com/berita/341070/indonesia-diharapkan-kembangkan-iptek-maritim