Suatu saat ketika saya pulang kampung, saya dengar mau ada
pagelaran Embleg atau lebih dikenal Kuda Lumping di desa saya. Wow, entah mau
seneng atau sebel mendengarnya. Seneng karena memang itulah tujuan adanya
pagelaran ini, buat hiburan orang di desa. Sebel karena musiknya itu yang
menggelegar semalaman suntuk ke seluruh penjuru desa, sampai tikus-tikus tanah
mungkin juga kebisingan sama musiknya. Dan tujuan saya pulang kampung adalah
untuk menenangkan diri. Jadi praktis saya lebih milih buat condong ke sebel
karena pagelaran ini. Belum ditambah suasana ‘mendem’ atau kesurupan yang
syarat akan mistik itu.. hiii
Hari sudah agak sore dan music gamelan pengiring pun
dimulai. Dan suaranya, beehhh… bikin syaraf telinga tegang nonstop… saya pun keluar
menuju halaman dan mencoba melongok ke tempat pagelaran yang tak jauh dari
rumah. Hampir semua warga udah berkumpul buat nonton. Heran, kalau masalah
embleg sama dangdut aja, langsung pada merapat teratur. Kalau pengajian,
walaupun udah di koar2 pake toa keliling, nempel pengumuman sana sini , yang
dateng itu-ituuu aja.. yah, mengajak orang menuju pintu kebaikan memang sangat
sulit dan hanya orang-orang tertentu yang mau menyambutnya.. #huft #miapah
Waktu saya melihat-lihat suasana di sekitar pagelaran itu,.
Kok saya malah jadi tertarik ke sana yah? Hehe… dan saya putuskan untuk ke sana
aja. Dengan mengesampingkan hura-hura, klenik dan lain sebagainya, itung-itung buat tambah koleksi foto dan bisa
menyapa tetangga. Nah, buat yang belum
tau apa itu embleg, baca dulu nih..
Embleg/Kuda Lumping
(Sumber : http://budayasenijawa.wordpress.com)
Tarian embleg adalah tarian tradisional khas daerah Wonosobo
yang merupakan tarian rakyat yang menggambarkan pria menunggang kuda yang
sedang berlatih perang. Adapun kuda yang ditunggangi adalah jaran kepang yang
terbuat dari anyaman bambu. Tari Kuda Kepang / Embleg mengambil legenda Raden Panji Asmara Bangun yang sedang mencari kekasihnya bernama Sekartaji yang sangat dicintainya.
Sejak kehidupan manusia purba, tarian mempunyai peranan yang
sangat penting. Selain sebagai sarana upacara keagamaan dan adat, tarian juga
sebagai alat untuk mengekspresikan perasaan gembira yang diabdikan untuk
keselamatan, kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.
Itu sedikit info tentang embleg.
Tarian embleg sendiri juga tidak
terlepas dari yang namanya mendem atau kesurupan. Bahkan kalau embleg gak
kesurupan, gak lengkap rasanya. Nah ini ni, yang tidak terlalu saya sukai. Karena
di situ juga terdapat hal-hal mistis ataupun hal semacamnya. Jadi kadang
mencampurkan antara kesenian dengan kemistisan, malah bisa juga mendekati
kesyirikan, kalau berlebihan. #huft lagi.
Memang banyak kebudayaan dari masyarakat yang masih sangat
sulit terlepas dari ajaran agama nenek moyang, hindu ataupun kejawen. Silahkan
temen-temen bisa menilai ataupun memilah sendiri :).
Foto-foto ini hanya sekedar foto yang saya ambil untuk
belajar dan menambah jam terbang mungkin, #hehe. Bisa juga dimasukkan dalam
kategori Human Interest. Enjoy it! (still w/ my pocket camera and touching up w/photoscape)
Zaman sekarang ma, kuda lumpingnya gaul... pake tatoo -______-
Yook, kite ngumpul dulu nyok.. :3
Saya juga beberapa kali jepret suasana di sekitar situ. Ini nih :
Yang nonton kebanyakan itu emang anak kecil, bayi2, balita, wadoh... -__-'''
Waa, ada cilok, jadi kepengen :3 #MauMauMau
Es buah juga sepertinya menggiurkan, :P
Sekian dulu.. Jangan bosen mampir yah! Anyong ! :)